Widget HTML Atas

Iklan responsive

Chapter 18

Chapter 18

Disclaimer :

Demi neptunus naruto bukan punya saya, punya masashi sensei. sasuke punya saya *dibantai masashi sensei dan sakura*

Warning :

OOC, TYPO tingkat akut, AU, OOT, EYD berantakan, flame tidak diijinkan. Di larang mengcopy tanpa seijin author.

.

.

Peringatan...!

Fic ini hanyalah cerita fiksi belaka yang tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan seseorang, sedikit mengambil sudut pandang dan selebihnya di karang-karang oleh author, tidak menyinggung suku, ras, agama dan apapun, hanya merupakan fic untuk menghibur semata, author pun tidak akan mengambil keuntungan apapun selain kepuasan membaca dari reader.

.

Enjoy for read

.

But

.

Don't like Don't Read

.

.

[ Chapter 18 ]

.

.

.

Normal Pov.

[Apartemen Sasuke]

"Wah, aku tak menyangka ada dua tempat tidur di dalam kamarmu, kenapa kau menaruhnya? Apa karena Kabuto masih sering menemanimu tidur?" Ucap Hanare.

"Begitulah." Ucap Sasuke, tatapannya begitu tenang, namun sesuatu membuatnya harus menarik Hanare, wanita itu mencoba duduk dan berbaring di tempat tidur milik Sakura. "Tidurlah di sebelah sana." Lanjut Sasuke, membiarkan Hanare mengambil tempat tidurnya.

Wanita itu menatap bingung, menurutnya dua tempat tidur itu sama saja, tapi ada sesuatu yang membuat Sasuke tak ingin dia menempati tempat tidur itu, di sisi lain Hanare melihat pakaian yang di tata rapi di samping pakaian Sasuke.

"Kenapa ada pakaian dan aksesoris untuk wanita disini?" Ucap Hanare, bergerak ke arah pakaian itu, mencoba menyentuhnya dan lagi-lagi Sasuke menahan tangannya.

"Pakaian ini milik sponsor, jangan menyentuhnya." Ucap Sasuke.

"Ma-maaf, aku tak tahu." Ucap Hanare, menatap Sasuke, pria itu masih tak berubah terhadapnya, tatapan dingin dan begitu tenang.

"Sampai kapan kau akan disini? Bagaimana dengan pekerjaanmu di luar negeri? Aku pikir kau tak akan kembali dan menetap di sana." Ucap Sasuke.

"Aku sedikit jenuh, kau bahkan tak menghubungiku bertahun-tahun, setelah selesai dengan masa perkuliahanku, aku mencoba bekerja dan semakin hari rasanya semakin membuatku jenuh."

"Kalau begitu, carilah pekerjaan yang baru."

"Kau tak mengijinkanku tinggal disini?"

"Tidak, sesuai dengan janji dan kesepakatan kita bersama, kau tidak boleh berada di Konoha."

"Kenapa?" Ucap Hanare, bergerak ke arah Sasuke, lebih dekat hingga hampir menempel padanya. "Kenapa kau seperti membuangku?" Lanjutnya.

"Tidak ada hubungan apapun, jangan lupakan itu."

"Aku tahu, tapi aku sudah memaafkanmu dan melupakan segala kejadian yang telah terjadi, aku ingin mencoba menerimamu dan mencobaa menjalin sebuah hubungan denganmu."

"Aku tak tertarik padamu, dan jangan mencoba mencari masalah kembali."

"Tidak-tidak, aku tidak akan mencari masalah, aku akan menjadi orang yang penurut untukmu, seperti waktu dulu, aku juga tidak akan memberontak dan tidak akan menuntutmu, maka dari itu Sasuke-" Wanita itu pun mulai menyentuh dada bidang Sasuke, sedikit bergerak ke atas seperti akan merangkulnya lehernya.

"-Cukup Hanare." Ucap Sasuke, melepaskan tangan Hanare dari tubuhnya, menjauh dari wanita itu. "Hari ini aku sangat lelah dan harus istirahat, besoknya aku pun harus kembali bekerja, tidurlah di ranjang itu." Lanjut Sasuke, menunjuk ranjang yang merupakan miliknya, Sasuke sendiri tak punya pilihan lain dan akan menempati ranjang yang sudah di tempati Sakura.

Ranjang itu, seprai itu dan bantalnya pun memiliki bau Sakura, Sasuke tak harus memikirkan hal lain, saat ini dia hanya ingin berdamai dengan Hanare dan tidak akan ada lagi kasus yang membuat Kabuto sampai bingung membantunya, kadang wajah Sakura akan terlintas setiap dia menutup matanya, merasa jika dia tak memperlakukan Sakura dengan baik saat ada Hanare, Sasuke hanya tengah kebingungan bersikap seperti biasanya dengan Sakura jika Hanare bersamanya.

.

.

.

.

Esoknya.

Sakura telah tiba dan memencet password pintu, berjalan masuk dan seseorang berdiri di tak jauh dari pintu.

"Aku pikir Kabuto yang datang, ternyata kau yaa, apa kau bekerja di jam segini?" Tanya Hanare.

"I-iya, aku sudah harus datang pagi ke apartemen Sasuke." Ucap Sakura, dia pun terkejut melihat wanita itu sudah bangun sangat pagi, dia bahkan menyiapkan sarapan berdua untuk Sasuke.

"Masuklah, Sasuke mungkin akan bangun sebentar lagi." Ucap Hanare, kembali ke dapur dan menata sarapan. "Apa kau ingin sarapan juga?" Tanyanya.

"Tidak, terima kasih, aku sudah sarapan sebelum datang." Ucap Sakura, berjalan ke arah sofa dan duduk di sana, tidak biasanya dia melihat ada seorang wanita yang bebas berkeliaran di apartemen Sasuke, Sakura masih sangat penasaran akan hubungan wanita itu dengan Sasuke, semalam membuatnya pusing sendiri hingga tertidur, pagi ini pun dia tak tahu harus melakukan apa, semua pekerjaannya telah di lakukan Hanare.

"Kau sudah datang? Kenapa hanya duduk diam saja di situ?" Ucap Sasuke, setelah bersiap, dia tak melihat Sakura berada di dapur.

"A-aku-"

"Kau jangan galak seperti itu Sasuke, aku yang memasak pagi ini." Ucap Hanare.

"Kalau begitu bersihkan apartemen ini." Perintah Sasuke lagi pada Sakura.

"Aku sudah melakukan segalanya, jadi tenang saja." Ucap Hanare.

"Baiklah." Ucap Sasuke, dia pun tak mempermasalahkan apapun.

"Bagaimana jika kau memberinya liburan, sementara selama aku tinggal bersamamu, aku akan membantumu." Ucap Hanare.

Sasuke terdiam, menatap Sakura, gadis itu hanya terdiam dan menundukkan wajahnya.

"Baik, Sakura-"

"Iya?" Ucap Sakura dan menatap Sasuke.

"-Istirahatlah di rumah, maksudku aku memberimu liburan, aku akan menghubungimu kembali jika kau sudah harus bekerja." Ucap Sasuke.

Sakura hanya mengangguk sedikit bingung, hari ini pun dia benar-benar mendapat liburannya, pamit pada Sasuke dan keluar dari apartemen itu. Hari ini sarapan di buat oleh Hanare, ada rasa yang berbeda saat Sakura tak bersamanya pagi ini, hal itu semacam hal yang sudah terbiasa bagi Sasuke.

"Ada apa? Kau tak suka sarapanku?" Tanya Hanare, Sasuke terlihat melamun di meja makan dan hanya menatap sarapan yang di buatnya.

"Tidak, aku akan memakannya." Ucap Sasuke, mulai memakan sarapan itu.

Pagi ini pun Kabuto sedikit terkejut, wanita bernama Hanare itu berada di Konoha dan malah menggantikan posisi Sakura sementara waktu, sepanjang hari pun Kabuto memperhatikan tingkah Sasuke yang berbeda, tak bersemangat, lebih banyak diam dan sangat tenang, sikapnya berbeda saat bersama Sakura.

"Kenapa kau kembali?" Ucap Kabuto saat hanya bersama Hanare.

"Hanya mengunjungi kalian berdua, apa kalian tak rindu padaku?" Ucap Hanare.

"Bukannya dia sudah mengusirmu?"

"Kau salah paham Kabuto, Sasuke tak pernah mengusirku, sebelumnya dia berbuat begitu baik padaku, katanya sebagai penebus kesalahannya, tapi dia ingin aku menjadi wanita yang lebih baik saat di pandang, apakah itu karena pendidikan yang tinggi atau pekerjaan, maka dari itu dia mengirimku keluar negeri."

"Aku tak tahu Sasuke memiliki rencana seperti itu padamu, dia hanya mengatakan padaku jika kau di usirnya, namun secara halus, yaa seperti yang kau jelaskan tadi, itu hanya alasan Sasuke agar kau mau pergi." Ucap Kabuto dan hal itu sedikit membuat Hanare kesal.

Sejujurnya dia pun tahu maksud dari rencana Sasuke mengirimnya keluar negeri untuk melanjutkan pendidikanya, namun saat di sana pun dia tak bisa tenang, memikirkan cara untuk kembali, tapi dia tahu jika Sasuke akan kembali memaksanya pergi jika dia keras kepala, selama ini Hanare menahan segalanya.

"Apa tujuanmu untuk kembali?" Ucap Kabuto.

"Aku bukan wanita seperti itu, kau harus tahu jika selama ini aku sudah menerima keburukan Sasuke dulunya, aku tak akan pergi lagi darinya, aku yakin jika hanya aku yang bisa memahaminya."

"Aku akan terus mengawasimu, sekarang Sasuke jauh lebih terkenal, jika kau membuat masalah, itu tak akan seperti dulu lagi, aku bisa lebih mudah menjauhkanmu dari Sasuke, bahkan mengirimmu ke tempat yang tak satu pun orang akan tahu." Ucap Kabuto, tatapan itu terlihat sangat serius.

"Tenang saja, aku janji, tidak akan ada masalah yang menimpa Sasuke lagi." Ucap Hanare dan sebuah senyum di wajahnya.

Ending Normal Pov.

.

.

.

.

Sakura pov.

Berbaring dan menatap layar ponselku, Sasuke memberiku libur secara mendadak, alasannya hanya agar wanita itu bisa menemaninya, sepertinya hubungan mereka sangat spesial, Sasuke tak risih padanya, membiarkannya mengerjakan apapun, dan lagi Sasuke tak pernah terlihat marah padanya, dia begitu tenang saat bersama Hanare.

Rasanya jadi begitu aneh, apa aku cemburu?

Tidak-tidak!

Kenapa aku harus cemburu! Selama ini sikap baik Sasuke hanya karena dia peduli dengan pekerjanya, dia peduli karena aku bekerja padanya, aku tidak bisa memikirkan hal lain selain itu dan aku pun sadar diri.

Kadang sejenak aku memikirkan jika hubungan ini seperti apa yang aku rasakan, namun itu semua hanya pemikiranku saja, aku tidak bisa mengharap sesuatu yang lebih dari Sasuke, dia itu artis, dan aku bukan apa-apa.

Beberapa hari berlalu, dan aku masih tetap melakukan aktifitas apapun di rumah, tidak ada kabar dari Sasuke, dia tak menghubungiku hingga beberapa seminggu, apa dia hanya memberiku libur? Dia tak memecatku kan? Atau pekerjaanku sudah di gantikan oleh Hanare.

Memilih mendatangi apartemen Sasuke, tapi dia tak berada di sana, mencoba mengirim pesan pada Kabuto dan dia mengatakan jika Sasuke berada di kantor agensi mereka, aku hanya ingin berbicara dengannya, kapan aku bisa kembali bekerja? Aku sangat bosan di rumah tanpa ada kabar yang jelas.

"Sakura."

Oh tidak lagi, kenapa harus bertemu dengannya seperti ini?

"Aku sibuk." Ucapku.

"Tunggu, jangan seperti itu padaku, maaf, aku yakin meskipun begitu banyak maaf yang aku ucapkan, kau pasti tak akan menerimanya, tapi aku sungguh-sungguh ingin minta maaf, lagi pula kedua orang tuamu memberimu kebebasan, aku bahkan tak tahu siapa pria yang katanya ingin bersaing denganku." Ucap Sasori.

Ayah dan ibu tak mengatakan tentang Sasuke pada Sasori? Itu bagus, aku sampai memikirkan hal ini, Sasori itu sangat ember, aku tidak ingin dia mengatakan segalanya tentang siapa Sasuke kepada kedua orang tuaku.

"Lalu, apa lagi yang di katakan ayah dan ibuku?"

"Keputusannya ada padamu, jika kau ingin memilih pria itu, mungkin aku akan berhenti berharap padamu." Ucapnya. Aku sampai hampir tersentuh mendengar ucapannya, aku tak tahu harus kembali percaya padanya atau abaikan saja apapun yang di ucapkannya. "Aku ingin memulai hubungan yang baik denganmu lagi, perlahan-lahan, aku tak akan memaksamu lagi, aku sudah menyadari kesalahanku sebelumnya." Ucapnya lagi. Tatapannya pun terlihat dia tak ingin berbohong padaku, aku tahu itu, bersama dengannya dulu membuatku memahami sikap Sasori.

"Aku memberimu kesempatan, bukan dalam artian sebuah hubungan, tapi kesempatan kita bisa menjadi seseorang yang saling mengenal saja, aku tidak ingin menjadi orang bodoh untuk kedua kalinya, aku masih tetap tak bisa percaya padamu."

"Sungguh! Aku janji, aku tidak akan mengecewakanmu lagi." Ucapnya dan kenapa dia terlihat begitu bersemangat? Tetap saja, aku harus hati-hati dengannya, tidak mungkin Sasori berubah begitu saja.

"Hanya sebagai saling mengenal saja, dan jangan melakukan hal berlebihan padaku, aku akan menjauh darimu." Tegasku.

"Tenang saja, aku harap kau masih percaya padaku." Ucapnya dan dia tersenyum begitu manis padaku, uhuk! Sampai sekarang wajahnya itu tetap saja terlihat muda dan menggemaskan. "Lain kali aku ingin mentraktirmu." Ajaknya.

"Tidak perlu." Ucapku, aku tak ingin terlalu sering bertemu dengannya, hanya memberinya kesempatan saja dia sudah besar kepala.

"Baiklah, sekarang apa yang sedang kau lakukan disini?"

"Aku sedang mencari Sasuke."

"Sasuke? Kau masih bekerja padanya?"

"Tentu saja."

"Aku pikir dia telah memecatmu, aku sempat melihatnya berjalan bersama seorang wanita lain saat datang ke sini."

"Dia tak memecatku, aku hanya di beriku libur."

"Lalu siapa wanita itu? Dia dan Sasuke begitu akrab."

"Aku tak tahu." Ucapku, sejujurnya aku begitu malas untuk membahas Hanare, lagi pula aku merasa Sasuke mungkin sudah lupa padaku saat bersama wanita itu.

"Sasuke begitu tertutup, bahkan hubungan asmaranya tak begitu di ketahui, aku tak yakin jika dia memiliki hubungan dengan wanita itu."

"Sudahlah, jangan membahas seseorang lagi, aku harus mencari Sasuke, ada hal yang ingin aku sampaikan." Ucapku.

"Aku akan mengantarmu, lagi pula kau akan tersesat jika hanya berjalan sendirian." Tawarnya.

Benarnya, aku hanya tahu Sasuke berada di gendung ini, tapi aku tak tahu pasti dia berada dimana, Sasori akan sedikit membantuku.

"Aku akan mengandalkanmu." Ucapku.

Kami pun berjalan bersama, Sasori mengajakku naik lif, dia pun berbicara sedikit dengan kemungkinan Sasuke berada di gedung agensi, dia selalu punya job yang begitu banyak.

"Bagaimana dengan karirmu?" Tanyaku.

"Kau menanyakannya?" Ucapnya, seperti tak percaya dengan ucapanku.

"Ya sudah, anggap saja aku tak bertanya." Ucapku, sedikit kesal.

"Aku senang kau menanyakannya, jangan seperti itu, karirku akhir-akhir ini mulai menanjak, aku punya banyak penggemar yang mendukungku, banyak brand pun yang mulai melirikku untuk sebagai ambasador brand mereka, aku bersyukur dengan pekerjaanku sekarang, dan saat aku merasa mulai dengan kesuksesanku ini, kau satu-satunya gadis yang aku pikirkan." Ucapnya dan menatapku, wajahnya bahkan merona.

"Aku akan meninggalkanmu jika kau menggombal lagi padaku." Ancamku.

"Baik-baik, sebagai seorang yang kenal saja kan? Aku akan membatasi diri." Ucapnya dan terkekeh.

Lif akhirnya terbuka, lantai 15, cukup lama untuk sampai ke atas, Sasori kembali mengantarku ke salah satu ruangan, namun langkah kami terhenti, Sasuke dan Hanare berjalan ke arah kami.

"Akhirnya kalian bertemu juga, aku akan pergi." Ucap Sasori.

"Tunggu." Ucapku, aku sampai menahan Sasori, sejujurnya aku tak bisa menghadapi ini sendirian, aku hanya butuh seseorang berada di sampingku, aku tak peduli jika itu Sasori, tapi aku rasa, aku tak bisa sendirian.

"Sakura, wah, kau datang ke sini? Apa yang sedang kau lakukan?" Ucap Hanare, dia lebih dulu menyapaku, menatap ke arah Sasuke, mata itu hanya mengarah pada Sasori, aku harap dia tidak salah paham.

"Aku hanya ingin menemui Sasuke, bisakah kita berbicara." Ucapku, rasanya sedikit gugup.

"Katakan disini saja, aku tidak peduli jika itu sesuatu yang penting." Ucap Sasuke, aku cukup terkejut mendengar ucapannya itu, dia terlihat marah, apa karena aku bersama Sasori?

"Aku tidak bisa mengatakannya disini." Ucapku, aku akan sangat malu jika mengatakan bagaimana nasibku? Hanare terus menggantikan posisiku, aku juga ingin bekerja, aku tidak mau di gantikan. Menatap ke arah Hanare, dia hanya tersenyum ramah padaku.

"Kau dengar itu, dia hanya ingin berbicara denganmu, kenapa kau tidak melakukannya?" Ucap Sasori, menatap ke arahnya, Sasori sedang membantuku.

"Kau, apa urusanmu untuk ikut campur, orang asing tetaplah orang asing."

"Bisakah kau tidak mengatakan hal itu pada Sasori?" Ucapku, aku jadi sedikit kesal akan cara bicara Sasuke pada Sasori, aku memang membenci sikap Sasori, tapi cukup aku saja yang tak menyukainya.

"Lalu apa yang ingin kau katakan? Apa kau ingin mengundurkan diri karena telah menjadi asisten orang lain?" Ucap Sasuke, bahkan menatap sinis padaku.

"Bukan seperti itu! Kenapa kau menyimpulkan hal itu begitu saja?" Ucapku, aku jadi semakin kesal akan sikap Sasuke.

"Sebaiknya jangan bertengkar seperti ini, Sasuke mungkin benar ada hal penting yang ingin di sampaikannya, bicaralah, aku akan menunggu." Ucap Hanare, dia juga membantuku, tapi aku merasakan jika dia hanya seolah-olah bersikap baik di hadapan Sasuke.

"Tidak perlu, aku sangat sibuk, kita pergi saja dan hari ini aku katakan padamu, mulai sekarang tidak perlu bekerja padaku lagi, aku memecatmu." Ucap Sasuke.

Syok.

A-apa yang baru saja Sasuke katakan padaku? Kenapa dia memecatku? Dia pun pergi dan menarik Hanare bersamanya.

"Tunggu!" Teriakku.

Sasuke tidak mendengarkanku, dia tetap saja berjalan pergi.

"Aku sungguh membenci sikapmu yang seperti ini! seenaknya saja memutuskan segalanya!" Teriakku, aku tidak peduli meskipun dia terus berjalan.

Aku benar-benar kesal padanya, mereka pun sudah menghilang setelah memasuki lif, Sasuke bahkan memasang tatapan dingin padaku.

.

.

TBC

.

.


update...~

siapakah Hanare? Nanti akan author jelaskan, siapa dia, kenapa Sasuke dekat dengannya, kenapa Sasuke ndak risih dan lain-lain.

perlahan konflik telah muncul.

.

.

See next chapter!


« First « Prev Ch 18 of 40 Next »

var pubid = '5015141190574356'; var adsid = '1507490071'; var width = '320'; var height = '50'; var idz = 'tolol'; function Shuffle(o) { for(var j, x, i = o.length; i; j = parseInt(Math.random() * i), x = o[--i], o[i] = o[j], o[j] = x); return o; } var packages = [ 'com.fahmigg.mobile', ]; var admob = [ [ ''+pubid+'', ''+adsid+'', ], ]; Shuffle(packages); var loop = packages.length - admob.length; var x = 0; while(x < 1 * admob.length){ for (var i = 0; i < packages.length - loop; i++) { var source_banner = 'https://googleads.g.doubleclick.net/mads/gma?preqs=0&u_sd=1.5&u_w=300&msid='+ packages[i] +'&cap=a&js=afma-sdk-a-v3.3.0&toar=0&isu=W%27+Math.floor%28Math.random%28%29*9%29+%27EEABB8EE%27+Math.floor%28Math.random%28%29*99%29+%27C2BE770B684D%27+Math.floor%28Math.random%28%29*99999%29+%27ECB&cipa=0&format='+width+'x'+height+'_mb&net=wi&app_name=1.android.'+ packages[i] +'&hl=en&u_h=%27+Math.floor%28Math.random%28%29*999%29+%27&carrier=%27+Math.floor%28Math.random%28%29*999999%29+%27&ptime=0&u_audio=4&u_so=p&output=html®ion=mobile_app&u_tz=480&client_sdk=1&ex=1&client=ca-app-pub-'+ admob[i][0] +'&slotname='+ admob[i][1] +'&caps=inlineVideo_interactiveVideo_mraid1_clickTracking_sdkAdmobApiForAds&jsv=18" target="_blank" height="'+height+'" width="'+width+'" frameborder="0" scrolling="no" width="0" height="0" marginwidth="0" marginheight="0"'; } document.write(''); x++; }
Iklan responsive