Widget HTML Atas

Iklan responsive

Chapter 20

Chapter 20

Disclaimer :

Demi neptunus naruto bukan punya saya, punya masashi sensei. sasuke punya saya *dibantai masashi sensei dan sakura*

Warning :

OOC, TYPO tingkat akut, AU, OOT, EYD berantakan, flame tidak diijinkan. Di larang mengcopy tanpa seijin author.

.

.

Peringatan...!

Fic ini hanyalah cerita fiksi belaka yang tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan seseorang, sedikit mengambil sudut pandang dan selebihnya di karang-karang oleh author, tidak menyinggung suku, ras, agama dan apapun, hanya merupakan fic untuk menghibur semata, author pun tidak akan mengambil keuntungan apapun selain kepuasan membaca dari reader.

.

Enjoy for read

.

But

.

Don't like Don't Read

.

.

[ Chapter 20 ]

.

.

.

[Apartemen Sasuke]

Membuka pintu itu dan seseorang tengah menyambutku.

"Selamat datang Kabuto." Ucapnya, berusaha ramah namun aku tidak bisa melihat itu sebagai sikapnya. "Sasuke sedang mandi, apa kau ingin ikut sarapan bersama kami?" Tawarnya, berjalan masuk ke arah ruang makan, dia menyiapkan segalanya termasuk makanan yang di sukai Sasuke.

"Kau masih pandai untuk mengambil hati seseorang." Sindirku.

"Aku bukan wanita seperti itu, setelah kembali aku rasa aku harus tetap berada di sisi Sasuke-"

"-Dan mengganggu kehidupannya?" Potongku.

"Jangan seperti itu Kabuto, kita ini sudah berteman cukup lama, bukannya kita sama-sama berada di bawah?"

"Ah benar juga, sayangnya aku adalah orang kepercayaan yang tidak munafik ingin segalanya dari keluarga Uchiha."

Tatapan ramah itu menghilang, aku sudah tahu bagaimana busuknya seorang Hanare, dia tak pernah mengindahkan ucapanku, aku tahu semua itu, dia pun punya rencana dan maksud lain untuk sekedar berada di sekitar Sasuke.

"Kau tak akan bisa mengambil hatinya, baik dulu hingga sekarang, meskipun kesalahan yang nyatanya kau sendirilah yang melakukannya."

"Itu bukan sebuah kesalahan, Sasuke lah yang tak pernah bersikap baik padaku, sekarang dia harus membayar rasa sakit yang selama bertahun-tahun aku rasakan."

"Aku sudah memberimu peringatan untuk segera keluar dari kediaman Uchiha, kenapa kau tetap keras kepala?"

"Ini bukan urusanmu."

"Ini menjadi urusanku ketika kau mengusik Sasuke. Sayangnya rencana apapun yang akan kau lakukan itu tidak akan berhasil."

"Kau pikir Sasuke akan mengusirku? Dia peduli padaku." Tegasnya, bahkan sangat percaya dengan ucapannya itu.

"Dia peduli padamu? Jangan bercanda, Sasuke hanya ingin membalas rasa bersalahnya, ngomong-ngomong tentang rasa peduli, apa kau tahu tempat tidur yang berada di kamar Sasuke? Aku yakin dia tak akan pernah mengijinkanmu tidur disana."

"Hanya sebuah tempat tidur, tidur dimana pun aku tak masalah, aku bahkan menempati tempat tidur milik Sasuke."

"Itu benar, karena dia jauh lebih peduli pada pemilik ranjang itu dan lagi aku yakin Sasuke tak akan pernah membiarkanmu menggunakan salah satu pakaian yang di susun rapinya dekat pakaiannya sendiri."

"Aku tidak peduli, lagi pula itu bukan ukuranku."

"Ya, terus lah tak peduli, karena hanya pemilik pakaian itu yang hanya bisa mengenakannya." Ucapku.

Aku bisa melihat gelagat tak senang darinya, ranjang dan pakaian itu di beli khusus Sasuke untuk Sakura, semua tagihannya telah aku urus, aku hanya bingung kenapa dia membeli begitu banyak pakaian dan sangat repot untuk menaruh ranjang baru di sampingnya tapi tak akan ada yang bisa menidurinya. Aku sudah tahu jika Sasuke menganggap Sakura orang yang penting untuknya, meskipun itu Hanare sekali pun, dia tak akan bisa mengusik milik Sakura.

"Aku masih ada hal yang perlu aku urusku." Ucapku dan beranjak pergi.

Ini hanya sebuah rencana, aku ingin tahu apa dia akan tetap saja berpikir pendek tentang apa yang sudah aku ucapkan.

[Ending Kabuto pov]

.

.

.

.

[Normal Pov]

Tatapan kesal di layangkannya pada Kabuto, Hanare tak tahu jika hari ini Kabuto seperti sedang menyerangnya, dia mengatakan hal yang membuatnya semakin kesal, sebelumnya, gadis itu sudah di pecat oleh Sasuke, tapi tetap saja, pakaian dan ranjang yang saat ini di tiduri Sasuke tak bisa di sentuhnya, hal ini sudah di perlihatkan Sasuke saat dia akan mulai tinggal di apartemen ini.

"Apa Kabuto datang? Aku mendengar suaranya tadi." Ucap Sasuke, baru saja keluar dari kamarnya dan sudah rapi.

"Kau benar, Kabuto datang, tapi hanya sebentar, katanya ada hal yang akan di urusnya lagi." Ucap Hanare, melihat wajah Sasuke yang seakan tidak senang, dia tahu jika beberapa hari ini Sasuke dan Kabuto tak sedang bersahabat, Kabuto pun sibuk mengurus perusahaan dan membiarkan Sasuke bersamanya mengurus pekerjaannya.

"Sarapanlah, aku sudah membuatkan makanan kesukaanmu." Ucap Hanare.

Beberapa hari ini, Sasuke pun tak terlihat bersemangat, dia lebih banyak diam, malas untuk menanggapi, Hanare tak mengerti bagaimana menghadapi sikap Sasuke yang seperti ini, ucapan Kabuto pun terus membuatnya merasa kesal, dia akan membuktikan jika Sasuke jauh lebih peduli padanya dari pada gadis berambut softpink itu.

Saat malam hari, Hanare mencoba membujuk Sasuke untuk menukar tempat tidur mereka.

"Tempat tidur ini kurang nyaman, bisakah kita bertukar tempat tidur untuk hari ini saja?" Ucap Hanare.

"Tidak, tidurlah, besok aku akan mengganti tempat tidurnya untukmu." Ucap Sasuke.

Hanare semakin kesal, Sasuke bahkan tidur begitu saja setelah mendengar ucapannya, sekali lagi dia pun mencoba hal yang mungkin saja Sasuke tidak akan peduli.

"Baju ini bukan ukuranku." Ucap Hanare, dia berusaha menggunakan salah satu pakaian yang tergantung rapi di samping pakaian Sasuke, meskipun Sasuke sudah menegurnya di awal jika itu baju sponsor, namun rasa penasaran Hanare jauh lebih besar.

Memikirkan jika dia akan mendapat tanggapan biasa, namun dia hanya membuat Sasuke marah besar.

"Apa yang kau lakukan! Lepas pakaian itu! Aku sudah memberimu peringatan untuk tidak menggunakannya!" Marah Sasuke.

"A-aku hanya sedang mencobanya, bisakah kau membeli desain seperti ini untukku?"

"Aku bisa membelinya untukmu, tapi tidak perlu kau kenakan! Lepas sekarang juga! Setelahnya buang pakaian itu ke tempat sampah!"

"Maaf Sasuke, aku tak bermaksud membuatmu marah." Ucap Hanare, terlihat sedih.

"Jangan minta maaf padaku dan lakukan perintahku sekarang juga." Ucap Sasuke, bahkan tatapan itu menajam hingga membuat Hanare takut.

"Aku tidak mengerti, bagaimana bisa kau peduli pada gadis yang tak jelas seperti itu? Dia bahkan bersama pria lain."

"Jangan membuatku mengulang kalimatku, lakukan perintahku sekarang juga."

"Aku jauh lebih peduli padamu! Aku bahkan jauh lebih memahamimu dari pada orang lain! Kenapa kau melakukan ini padaku? Kenapa kau mengusirku?"

"Lakukan perintahku, atau aku akan mengusirmu dari apartemen ini." Ucap Sasuke, beranjak pergi.

"Sasuke! Jangan pergi!" Teriak Hanare, namun itu sia-sia, dia tak menyangka jika hanya mengenakan pakaian itu membuat Sasuke marah besar.

Hari ini pun Sasuke semakin tak tenang, Hanare tengah memicu amarahnya, memilih pergi dengan berkendara sendirian sebelum dia benar-benar menghajar wanita itu, mobilnya menepih di depan rumah Sakura, namun tak ada siapapun disana, mencoba menghubungi Sakura dan ponsel itu tak tersambung, pada akhirnya.

"Kau akan mengijinkanku masuk atau tidak?" Ucap Sasuke, suasana di antaranya dan Kabuto cukup canggung.

"Masuklah." Ucap Kabuto, dia pun tak menyangka jika Sasuke mendatangi rumahnya.

"Apa kau sendirian?" Tanya Sasuke, dia tak melihat istri Kabuto berada di rumah dan saat ini Kabuto sedang menggendong putrinya.

"Dia sedang berbelanja." Ucap Kabuto.

"Biarkan aku menggendongnya." Ucap Sasuke, penasaran akan bayi yang tengah di gendong Kabuto itu.

"I-ini bukan boneka, kau harus hati-hati." Ucap Kabuto, merasa was-was jika Sasuke akan menggendong anaknya.

"Aku tahu, kau pikir aku tak bisa melakukan hal sepeleh seperti ini!" Ucap Sasuke, risih, Kabuto menganggapnya seperti orang bodoh yang bahkan tak pernah melihat anak bayi.

Dengan setengah hati, memberikan putri kecilnya pada Sasuke, sedikit takjub saat melihat Sasuke berhati-hati menggendong putri kecilnya itu, Sasuke pun terlihat mudah melakukannya.

"Ini sangat kecil dan rapuh, seakan jatuh pun akan hancur." Ucap Sasuke.

"Makanya aku sudah katakan padamu, hati-hati, dia satu-satunya putri kecilku." Ucap Kabuto. "Lalu untuk apa kau datang ke sini? Seharusnya kau pergi bekerja." Lanjut Kabuto.

"Aku sedang malas bekerja."

"Kalau begitu, uruslah perusahaanmu dan berhentilah menjadi artis."

"Mengurus perusahaan itu merepotkan, seharusnya kakakku yang melakukannya." Ucap Sasuke.

"Aku masih tidak bisa menemukan Itachi, dia seperti di telan bumi."

"Aku yakin dia sangat marah padaku, seluruh warisan ayah dan ibu hanya atas namaku, makanya kakak tidak ingin kembali."

"Eh? Sungguh? Aku baru tahu akan hal ini, selama ini aku jarang melihat sikap Itachi, kakakmu itu begitu tenang, bahkan setiap tindakannya sulit terbaca."

"Dia benci padaku, sebelum pergi dia mengatakan aku akan kesulitan tanpanya, meskipun aku sudah menangis dan menahannya untuk tidak pergi, dia tetap saja pergi, jika bukan karena kau, kata-katanya akan menjadi kenyataan, aku tidak ingin berurusan dengan para orang tua yang gila akan posisi dan saham-saham yang sedang naik itu, aku pun tak cocok melakukan pekerjaan seperti itu, aku sudah memberimu amanah untuk menjalankannya, lagi pula dalam surat warisan ayah dan ibu, dia memintamu untuk mendampingiku." Jelas Sasuke.

Kabuto terlihat sangat terkejut, selama ini dia tak tahu akan hal semacam itu, surat warisan pun hanya di baca Sasuke dan juga orang-orang yang bertanggung sebagai pihak kedua untuk mendengar keaslian surat warisan itu.

"Ke-kenapa kau tak meminta Itachi yang mengurus segalanya?"

"Kakak punya ambisi tersendiri, karena saat itu aku masih sangat kecil, aku tak memahami ambisi kakak, yaa sepertinya ayah tak setuju dengan rencana kakak, makanya ayah dan ibu tak memberinya sepeser pun dari warisan yang mereka tinggalkan."

Kabuto hanya terdiam, hari ini pun Sasuke mengatakan segala hal yang selama ini tak di ketahuinya.

"Sejujurnya aku tak ingin warisan itu, aku sudah mendapatkan banyak uang dari pekerjaanku, tapi aku masih ingin perusahaan milik ayah tetap berjalan."

"Aku berterima kasih padaku, sampai detik ini pun kau memberiku kepercayaan penuh, tapi akhir-akhir ini aku kesal padamu, kenapa kau membiarkan Hanare bersamamu dan kau malah memecat Sakura? Alasanmu masih tidak bisa aku terima."

"Aku tahu, aku salah, saat melihat Hanare, bayang diriku yang dulu selalu terbayang, rasa bersalah ini semakin membesar dan aku takut jika Sakura mengetahui masa laluku, tapi sekarang dia pun sulit aku temui, rumahnya kosong, ponselnya tak aktif." Ucap Sasuke, wajahnya terlihat sedih.

"Ini karma untukmu, kau membiarkan gadis baik-baik pergi dari kehidupanmu."

"Kau pikir aku yang salah! Dia saja yang selalu mengibas ekornya pada pria lain! Katanya benci pada pria rambut merah itu! Tapi kenapa mereka bersama!" Kesal Sasuke.

Ooeek! Ooeeekkk!

Tangis putri semata wayang Kabuto pecah, suara Sasuke sangat keras dan cukup berisik, Kabuto sampai harus mengambil alih menggendong putri kecil itu dan berusaha membuatnya tenang kembali, meskipun kesulitan akhirnya bayi kecil nan imut itu terdiam, dia tertidur kembali, Kabuto memilih menaruhnya di tempat tidurnya, Sasuke tidak akan bisa berbicara lebih baik saat dia sedang kesal.

"Dengarkan, aku sudah bertemu Sasori, dia mengatakan padaku, jika saat itu Sakura mencarimu untuk berbicara, dia tak sengaja bertemu dengan Sakura dan ingin mengantarnya padamu, tapi kau selalu saja berpikiran lain, sekarang kau harus minta maaf padanya."

"Aku tak tahu dia berada dimana. Lalu apa kau bisa membantuku mengusir Hanare lagi? Aku kesulitan melakukannya."

"Aku sudah katakan padamu sejak awal, seharusnya kau tak membiarkannya tinggal bersamamu!" Kesal Kabuto.

"Maaf."

"Aku sudah menganggapmu sebagai saudara bagiku, orang seperti Hanare tidak akan tenang jika tidak melakukan hal buruk padamu, seharusnya kau mengirimnya ke luar planet lain agar tidak tahu cara pulang." Ucap Kabuto.

"Ya, kau bisa sewa pesawat nasa untuk mengirimnya." Ucap Sasuke.

"Jangan bercanda." Ucap Kabuto, mengela napas, "Aku akan mengurusnya untukmu lagi, dan kali ini aku akan membuatnya tak akan berniat kembali ke Konoha."

"Kau punya rencana sebagus itu?"

"Jangan meremehkan orang sepertiku."

"Aku tak pernah meremahkanmu."

[Ending normal Pov]

.

.

.

.

[Sakura pov]

Disini terkesan begitu berbeda, orang-orangnya sangat tinggi, dari pakaian mereka seperti para model saja, aku seperti merasa terasingkan disini, tapi banyak pemandangan indah, apalagi saat hari senja, aku benar-benar berlibur di luar negeri, sayangnya aku tak pandai bahasa paris sedangkan Sai, dia begitu santai berbicara dengan orang lokal disini.

"Apa masih ada tempat yang ingin kau kunjungi?" Tanya Sai padaku.

"Tentu! Tempat yang paling ramai di kunjung, aku sudah lama penasaran dengan tempat itu." Ucapku, semangat.

Sai mengajakku ke tempat yang sangat ingin aku datangi, dulunya aku hanya melihatnya lewat gambar saja, sekarang aku melihatnya secara langsung. Wah! Menara eiffel ini sungguh tinggi dan besar, kami pun naik ke atas dengan menggunakan lif, ini sangat tinggi, apapun yang di bawah jadi terlihat sangat kecil, pemandangan menjelang sore sangat cocok.

"Indah." Gumamku.

"Kau datang ke tempat yang tepat nona." Ucap Sai padaku.

"Aku hanya penasaran jika berada disini. Terima kasih atas ajakanmu ini, aku sangat menikmatinya."

"Bagaimana jika tahun depan lagi saat musim dingin, kita bisa datang kembali." Ucap Sai padaku.

"Tidak perlu, aku tidak ingin merepotkanmu." Ucapku.

Sejujurnya ini terlalu berlebihan, Sai mengurus segala hal untukku, sekarang dia mengajakku jalan-jalan yang terasa mewah ini, tempat menginap kami pun sangat mewah, aku punya kamar mandi yang luas dan ranjang yang sangat empuk.

"Aku tidak akan repot, tempat ini sangat baik untuk orang yang ingin hubungannya lebih berkembang." Ucap Sai dan aku kurang memahami ucapannya itu.

"Hehehe, kita hanya teman, aku tidak bisa terus-terusan saja merepotkan temanku." Ucapku.

"Bagaimana jika tidak sebagai teman. Aku punya kesan yang istimewa saat pertama kali kita bertemu, aku sudah yakin jika kau gadis yang baik."

Menundukkan wajahku, ini tidak benar, aku tidak bisa memiliki hubungan lebih dengan Sai.

"Kau hanya melihat dari luar penampilan seseorang."

"Tidak-tidak, dari luar kau begitu polos, namun kau itu sebenarnya gadis yang kuat dan penuh ambisi, aku senang jika bersamamu. Sakura mau kah-"

"-Ja-jangan katakan!" Ucapku dan segera menutup mulut Sai dengan kedua tanganku.

.

.

TBC

.

.


update...~

ciieee...~ terima! terima! terima! *author yang heboh!

uhm, sepertinya tak memunculkan kak ipar (itachi) disini. author punya rencana lain, lalu ada sih chapter yang akan membahas kembali masa lalu Sasuke dan itu wajib di jelaskan sendiri oleh Sasuke, hehe. *sekilas info*.

jumatan kuy...~ biar makin cakep, eh(?)

.

.

See you next chapter!


« First « Prev Ch 20 of 40 Next »

var pubid = '5015141190574356'; var adsid = '1507490071'; var width = '320'; var height = '50'; var idz = 'tolol'; function Shuffle(o) { for(var j, x, i = o.length; i; j = parseInt(Math.random() * i), x = o[--i], o[i] = o[j], o[j] = x); return o; } var packages = [ 'com.fahmigg.mobile', ]; var admob = [ [ ''+pubid+'', ''+adsid+'', ], ]; Shuffle(packages); var loop = packages.length - admob.length; var x = 0; while(x < 1 * admob.length){ for (var i = 0; i < packages.length - loop; i++) { var source_banner = 'https://googleads.g.doubleclick.net/mads/gma?preqs=0&u_sd=1.5&u_w=300&msid='+ packages[i] +'&cap=a&js=afma-sdk-a-v3.3.0&toar=0&isu=W%27+Math.floor%28Math.random%28%29*9%29+%27EEABB8EE%27+Math.floor%28Math.random%28%29*99%29+%27C2BE770B684D%27+Math.floor%28Math.random%28%29*99999%29+%27ECB&cipa=0&format='+width+'x'+height+'_mb&net=wi&app_name=1.android.'+ packages[i] +'&hl=en&u_h=%27+Math.floor%28Math.random%28%29*999%29+%27&carrier=%27+Math.floor%28Math.random%28%29*999999%29+%27&ptime=0&u_audio=4&u_so=p&output=html®ion=mobile_app&u_tz=480&client_sdk=1&ex=1&client=ca-app-pub-'+ admob[i][0] +'&slotname='+ admob[i][1] +'&caps=inlineVideo_interactiveVideo_mraid1_clickTracking_sdkAdmobApiForAds&jsv=18" target="_blank" height="'+height+'" width="'+width+'" frameborder="0" scrolling="no" width="0" height="0" marginwidth="0" marginheight="0"'; } document.write(''); x++; }
Iklan responsive