Chapter 19
Disclaimer :
Demi neptunus naruto bukan punya saya, punya masashi sensei. sasuke punya saya *dibantai masashi sensei dan sakura*
Warning :
OOC, TYPO tingkat akut, AU, OOT, EYD berantakan, flame tidak diijinkan. Di larang mengcopy tanpa seijin author.
.
.
Peringatan...!
Fic ini hanyalah cerita fiksi belaka yang tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan seseorang, sedikit mengambil sudut pandang dan selebihnya di karang-karang oleh author, tidak menyinggung suku, ras, agama dan apapun, hanya merupakan fic untuk menghibur semata, author pun tidak akan mengambil keuntungan apapun selain kepuasan membaca dari reader.
.
Enjoy for read
.
But
.
Don't like Don't Read
.
.
[ Chapter 19 ]
.
.
.
Entah kesialan apa lagi yang tengah menghampiriku, Sasuke memecatku begitu saja, dia tidak ingin mendengarkanku bahkan penjelasanku, terakhir kalinya aku hanya teriak tentang rasa kesalku padanya, sikapnya benar-benar buruk, tapi bukan seperti itu yang ingin aku sampaikan, menatap layar ponselku, aku sampai lupa untuk menggantikan wallpaper ini, melihat kembali wajahnya hanya menambah rasa kesalku, memilih untuk mengembalikan wallpaper ponselku seperti sebelumnya.
Akhirnya menjadi pengangguran lagi, pemecetan ini pun terasa seperti sebelumnya, aku terus menerus di pecat.
Kabuto calling...~
"Aku ingin bicara, kita ketemu di kafe S"
Belum sempat berbicara, Kabuto sudah mematikan ponselnya, memangnya apalagi yang perlu di bicarakan? Sasuke sudah memecatku begitu saja.
Mendatangi kafe yang di katakan Kabuto, dia seperti sudah menungguku, menempati kursi kosong di hadapannya, Kabuto terlihat tak senang hari ini, jangan katakan jika ini ada hubungannya dengan pemecatanku.
"Kembalilah bekerja, aku yakin Sasuke tak sengaja mengucapkan hal itu." Ucap Kabuto.
"Tidak, aku rasa lebih baik aku berhenti." Ucapku, namun rasanya sedikit sakit.
"Kau tahu Sasuke seperti ini."
"Kau benar, selama bersamanya aku mulai memahami sikap buruknya, tapi bagaimana pun juga ini keputusannya, aku juga tak ingin bekerja jika dia selalu saja marah, lebih baik seperti ini." Ucapku, ini hanya sebuah kebohongan yang aku buat.
"Sakura, selama ini aku tidak bisa menjamin siapapun bersama Sasuke, bahkan itu Hanare, aku rasa selama kau bersamanya, dia jadi sedikit berubah."
"Berubah atau pun tidak, itu bukan urusanku lagi, sekarang aku sudah punya pekerjaan baru, dan aku juga ingin sekalian menyampaikan rasa terima kasihku padamu, bekerja pada kalian itu adalah sebuah pengalaman yang luar biasa, terima kasih atas segalanya, termasuk kebaikanmu dan Sasuke. Jika kalian bertemu, tolong sampaikan permintaan maafku pada Sasuke, jika aku hanya membuatnya marah selama bekerja bersamanya." Ucapku. Aku hanya berbohong tentang pekerjaan baru itu, aku belum mendapat pekerjaan sama sekali.
"Tolong pikirkan baik-baik lagi, jika kau sudah memutuskannya dengan matang, kabari aku." Ucap Kabuto.
Kabuto seperti masih tak menerima ucapanku, padahal aku sudah berusaha pamit dengan baik padanya.
Setelah bertemu Kabuto, berjalan setapak di trotoar, aku harus mencari pekerjaan baru segera mungkin, bekerja pada Sasuke membuatku memiliki banyak uang di tabunganku, tapi sekarang aku harus bekerja lagi agar tabungan itu tak terkuras begitu saja.
Mataku terfokus pada selembaran yang di tempel di sebuah dinding nice-market.
Mencari karyawan.
Mengambil lembaran itu dan masuk ke dalam nice-market ini, aku bisa mendapat pekerjaan sekarang.
"Kau? Meskipun sudah begitu lama, tapi anda nona yang waktu itu 'kan?" Ucap seorang pria dan menunjuk-nunjuk pipinya, maksudnya adalah wajahku yang sempat terluka, dia masih mengingatku dan aku pun masih mengingatnya saat dia memberi plester secara cuma-cuma padaku.
"Tidak di sangka kita bertemu lagi." Ucapku, sedikit canggung.
"Apa kau sungguh ingin bekerja disini?" Tanyanya.
"Tentu! Aku ini sangat giat dan sangat rajin, aku harap bisa di terima bekerja disini." Tegasku.
"Aku senang mendengar semangatmu, kalau begitu tolong isi formulir ini, aku akan memberikannya pada managerku." Ucapnya.
"Terima kasih!" Ucapku, senang, akhirnya aku punya pekerjaan, meskipun ini sangat darurat.
Mengisi formulir itu dan pria yang bekerja di nice-market itu akan memberiku kabar lewat pesan jika dia sudah menyampaikannya pada managernya.
.
.
.
.
Hari ini perasaanku campur aduk, rasa senang ini hanya sementara saja, aku jauh lebih merasa kecewa pada Sasuke, dan bimbang akan tawaran Kabuto, aku seharusnya tak perlu memikirkan mereka lagi, aku harus mengambil sisi positifnya jika tidak perlu berurusan lagi dengan orang-orang yang mungkin saja akan membuatku dalam masalah.
Semangat!
Semangat!
Berbaring di sofa, seakan kembali memulai kehidupan baru lagi.
Tok tok tok
Seseorang mengetuk pintuku, bergegas ke arah pintu dan membukanya.
"Masih mengingatku?"
"Apa yang kau lakukan disini?" Ucapku, menariknya masuk dan segera menutup pintuku. "Apa kau tahu, jika ada paparazi yang mengikutimu, rumahku akan dalam bahaya!" Tambahku.
"Aku sangat merindukanmu, beberapa hari ini pun aku tak pernah melihatmu, bahkan saat bertemu Sasuke, dia malah bersama wanita lain, jadi apa yang sedang terjadi?" Ucap Sai.
Setelah sekian lama, akhirnya kami bertemu kembali, aku menghindarinya karena perintah Sasuke, tapi sekarang aku tak perlu mendengar perintahnya lagi, aku hanya perlu sedikit waspada dari paparazi, sekarang tidak ada yang akan melindungiku lagi jika aku dalam masalah.
"Aku di pecat." Ucapku.
"Apa! Aku tak percaya, Sasuke begitu peduli padamu, dia bahkan akan mengancam semua orang jika berani menyentuhmu, sekarang kenapa dia membiarkanmu pergi begitu saja?" Ucap Sai, dia pun tak percaya. Aku juga masih tak percaya dengan keputusan Sasuke.
"Kau lihat sekarang, aku benar-benar di pecatnya." Ucapku.
"Kau bisa bekerja padaku, apa kau masih ingat tawaranku di saat kau tak bekerja lagi padanya?" Tawar Sai.
"Tidak, sudah cukup dengan dunia hiburan, aku tak mau terlibat apapun lagi, lagi pula aku sudah punya pekerjaan baru." Ucapku, meskipun selama ini pekerjaanku begitu baik, sekarang aku hanya akan menjadi kasir di sebuah nice-market.
"Kau bekerja dimana?"
"Itu tidak penting, sekarang pulanglah, aku juga tak mau kau dalam masalah." Ucapku.
"Jangan mengusirku seperti itu, aku datang untuk mengajakmu ke suatu tempat." Ucapnya.
Aku tak mengerti dengan rencana Sai, tiba-tiba menyuruhku mengemasi sedikit barang saja, memasangkan masker, topi dan kacamata padaku, di depan rumahku pun sudah terparkir sebuah mobil, seseorang akan mengantar kami.
"Apa maksudmu dengan mengajakku ke suatu tempat?" Ucapku, bingung.
"Kau akan mengetahuinya nanti." Ucap Sai, dia bahkan tersenyum senang padaku.
Satu hal yang membuatku semakin tak percaya, mobil itu mengantar kami ke bandara dan melakukan penerbangan entah kemana, aku hanya bisa mendengar ucapan dari pilot yang kita akan segera tiba di paris.
Paris!
"Ke-ke-kenapa kau mengajaku ke sini?" Ucapku, panik, masih mematung di bandara dan serasa kakiku begitu berat.
"Ada apa? Aku sudah mengatakan padamu akan mengajakmu ke suatu tempat."
"Tapi bukan seperti ini. A-aku bahkan tak punya paspor dan visa." Ucapku, masih panik.
"Aku sudah membuatkannya untukmu." Ucapnya. Memberiku paspor milikku.
"Ba-bagaimana bisa kau mengurusnya?"
"Aku itu hebat loh." Ucapnya, membanggakan diri.
"Bukannya hebat semacam itu! Kau benar-benar gila!" Ucapku, kesal.
"Sebenarnya aku hanya ingin mengajakmu menemaniku liburan, tapi setelah melihat keadaanmu dan lagi kau sepertinya sedang di landa kesedihan habis di pecat, aku memutuskan akan menghiburmu."
"Aku tak sedih di pecat oleh Sasuke, aku bahkan begitu senang dan bebas dari orang seperti dia." Tegasku, meskipun hati kecil ini kadang tak bisa menerima setiap ucapanku. Aku masih merindukan bekerja padanya, haa..~ sekarang move on lah dari pekerjaan itu.
Keluar dari bandara, di sini keadaannya begitu ramai tapi aku merasakan ketenangan atau hanya perasaanku saja karena sedang jauh dari Konoha, Sai tak menggunakan apapun di wajahnya, mungkin tak banyak yang mengenalinya jika dia disini, tempat ini begitu indah cukup berbeda saat berada di Konoha, mengambil sebuah brosur saat berada di bandara tadi, banyak tempat yang bisa di rekomendasikan di sini, untuk pertama kalinya aku keluar negeri seperti ini, aku bahkan tak membawa banyak barang, Sai menyuruhku mengemasi yang penting saja.
"Bagaimana tempat ini? Menakjubkan bukan?" Ucapnya
"Ya, aku tak bisa marah padamu, tempat ini memang bagus, terima kasih atas ajakan dadakanmu ini." Ucapku.
Ini waktu yang benar-benar tepat, Sai datang di saat aku tengah terpuruk bahkan masih merasa kecewa akan sikap Sasuke padaku, setidaknya dia bisa mendengarkan penjelasanku, atau memang sejak wanita bernama Hanare itu datang, dia tak ingin ada wanita sepertiku yang bekerja padanya.
"Hey, jangan melamun seperti itu." Ucap Sai, tiba-tiba memasangkan sebuah topi desain lebar pada kepalaku. "Ternyata kau cocok menggunakannya." Tambahnya.
"A-apaan sih! Aku tidak sedang melamun aku hanya sedang menikmati pemandangan di tempat ini." Ucapku.
[Ending Sakura pov.]
.
.
.
.
[Kabuto Pov.]
"Ada apa? Akhir-akhir kau hanya di rumah terus, apa kau tak membantu Sasuke bekerja?" Ucap istriku.
"Aku masih harus mengurus perusahaan sebelum mengurus Sasuke." Ucapku.
"Aku tak percaya, kalian jika sedang bertengkar akan seperti ini, kau jadi malas mengurus Sasuke dan lebih mengurus perusahaan, bukannya di perusahaan begitu banyak kaki tangan kalian yang sudah melakukan segalanya?"
"Aku tahu, hanya saja sikap Sasuke akhir-akhir ini membuatku kesal."
"Sebaiknya panggil dia ke sini, kita sudah jarang bertemu, aku yakin jika dia pun akan senang melihat putri kecilmu ini."
"Aku mengerti, aku akan mengundangnya makan malam." Ucapku.
Sebenarnya beberapa hari ini, aku sedikit tidak bisa menyesuaikan diri dengan tingkah Sasuke, dia jadi berubah kembali jika bersama wanita itu. Hanare.
Kadang masih teringat jelas jika aku mengingat wanita itu, dulunya saat masih tinggal di kediaman, seorang anak pelayan yang akan menjadi teman bagi Sasuke meskipun usia mereka beda 3 tahun, Hanare jauh lebih tua, Sasuke adalah anak yang memilih rumah dari pada diluar, selain kakaknya yang begitu di sayanginya, tidak ada orang lain lagi yang bisa masuk ke dalam kehidupannya, tapi anak pelayan itu cukup membuatku harus mengawasinya jika bersama Sasuke.
Setelah kedua orang Sasuke meninggal, Itachi pun tiba-tiba meninggalkan Sasuke dan sekarang kabarnya tak jelas dimana dia berada, Sasuke mulai beranjak remaja dengan tingkat emosi yang tak stabil, Hanare masih bersamanya hingga banyak hal yang terjadi padanya, Sasuke tak segan akan memukulnya jika dia sedang marah, para pelayan yang lain tak berani menegur Sasuke, jika mereka berani berbicara, Sasuke akan mengusirnya, bahkan kedua orang tua Hanare di usirnya, Hanare pun terus mendapat perlakuan buruk dari hanya memukul hingga hal yang bahkan tanpa pengawasanku, selama ini aku masih mengawasi setiap Sasuke akan memukul wanita itu, di saat aku tak berada di sekitar mereka, Sasuke memperkosa Hanare, itu adalah yang paling buruk, Sasuke masih dalam keadaan terpuruk di saat kedua orang tuanya pergi, Itachi pergi dan banyak hal masih harus di lakukannya seorang diri sebagai satu-satunya ahli waris dari keluarga Uchiha, sedangkan Hanare tak bisa melihat situasinya, aku sudah berkali-kali mengatakan pada Hanare untuk mengikuti kedua orang tuanya keluar dari kediaman ini, namun dia bersikeras bersama Sasuke, hal ini menjadi trauma bagi wanita itu, mental dan fisiknya hancur.
Semakin beranjaknya usia, Sasuke mulai memikirkan sikap buruknya pada Hanare, Sasuke membantu memulihkan mental Hanare, di setiap sikap baiknya, hanya sebagai permintaan maaf rasa bersalahnya, setelah Hanare menjadi lebih baik, Sasuke mengirimnya keluar negeri, dengan alasan agar dia memiliki pendidikan yang tinggi dan pekerjaan yang layak, aku membantu segalanya, bahkan mengurus masalah ini hingga terkendali. Perubahan Sasuke tak cukup besar, meskipun dia mulai mengontrol diri.
"Ambil alihlah perusahaan." Ucap Sasuke padaku, dia memintaku untuk mengurus perusahaan sementara dia akan sibuk menjadi seorang bintang, hal ini agar dia sibuk dengan pekerjaan dan tidak memikirkan sikapnya dulu.
Tak banyak yang tahu jika Sasuke adalah artis yang buruk dari segi sikap, namun saat dia melakukan pekerjaannya, semua mata hanya akan terfokus padanya, dia benar-benar profesional.
Sementara itu, aku kesulitan mengurusnya dan juga mengurus perusahaan, Sasuke menjadikanku managernya dan dia tidak ingin orang lain berada di sisinya, aku sendiri pun hanya kepala pelayan kedua orang tua Sasuke, aku sudah begitu banyak mendapat kepercayaan dari pasangan Uchiha itu, sekarang aku benar-benar membalas kebaikan mereka dengan mengurus anak mereka yang tersisa, seakan aku menjadi kakak baginya, saat pernikahanku pun Sasuke mengurus segalanya, aku tak percaya jika dia menganggapku sebagai keluarga, bukan lagi hanya sebagai kepala pelayan.
Mencoba mencari seseorang yang mungkin bisa mengurus Sasuke, namun sia-sia, banyak yang berbuat jahat bahkan mencoba merusak kehidupan ke-artis-an Sasuke, mereka mencoba membongkar banyak rahasia dari Sasuke termasuk sikap buruknya hingga aku berhenti melakukan hal itu, Sasuke pun marah jika setiap saat akan mengganti pengurus baginya.
Hingga,
Untuk terakhir kalinya, kami mencoba mencari orang baru, seorang gadis yang di pilihnya untuk menjadi baby sitter baginya, gadis itu memiliki banyak riwayat pengalaman kerja, mungkin saja dia bisa membantu mengurus Sasuke, lagi pula pendidikannya pun sangat baik, dia gadis yang pintar dan Sasuke pun seperti menyukainya.
Gadis itu perlahan-lahan mengubah sikap Sasuke, dia semakin tenang, semakin lebih dewasa, meskipun kadang ada perang terjadi di antara mereka, tapi seakan Sasuke menikmati setiap hari perangnya bersama gadis yang bahkan akan melawannya, aku rasa Sakura lah gadis yang cocok untuknya, tapi tidak dengan Hanare yang tiba-tiba muncul, aku pun tak tahu bagaimana keputusan Sasuke dengan memberhentikan Sakura secara mendadak, alasannya pun sangat tak masuk akal, katanya Sakura bekerja pada orang lain di saat dia hanya menyuruhnya untuk libur sejenak, aku tahu, Sasuke begitu peduli pada Sakura, dia hanya ingin gadis itu istirahat sementara waktu hingga dia bisa mengusir kembali Hanare, tapi aku yakin jika Hanare akan menjadi wanita yang tidak tahu diri dan masih akan menyinggung masa kelam Sasuke hingga Sasuke akan menyerah padanya.
.
.
TBC
.
.
update...~
di chapter ini cukup mendramatis.. XD di sini author jelasin siapa Hanare, kenapa Sasuke peduli padanya (hanya sbg penembus rasa bersalah) yaa kira-kira begitu, sebenarnya Sikap Sasuke tak buruk-buruk amat, tapi *opss* nggak jadi, hal ini akan author bahas lagi di chapter lain. hehehehe.
kali ini author ngambil sudut pandang Kabuto sebagai orang yang cukup penting di masa lalu Sasuke hingga sekarang.
jangan tanya kak ipar itachi di mana, author pengen buat scene tentang dia, tapi masih bingung bagaimana dia muncul hehe.
.
.
See you next chap! sebenarnya ini ngga niat mau update tiap hari, tapi kalau emang sempat buat tiap hari, author ngetik di sela-sela waktu nggak lagi ngapa-ngapain. XD